Sabtu, 07 April 2018

Sinopsis Novel "Pulang"



PULANG

 
Novel karangan Tere Liye yang bejudul “Pulang” ini merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang tentang perjalanan pulang seorang bujang, pimpinan ribuan anggota keluarga dan puluhan perusahaan yang tersebar di seluruh kawasan Asia Pasifik. Seorang samurai sejati. Yang berhasil mencapai tujuannya, pulang.
Tidak mudah seorang bujang yang dikenal dengan julukan si Babi Hutan menjadikan dirinya sebagai orang yang kini paling dihormati. Dua puluh tahun lamanya Bujang menjalani kehidupan menyesatkan, berjuang untuk pulang. berawal saat dia berusia 15 tahun, seorang pemburu Babi Hutan datang dari kota untuk menjemput bujang agar ikut dengannya untuk memperbaiki kehidupan di kota provinsi. Tauke Besar atau pemburu Babi Hutan ternyata ia pemimpin shadow economy di kota provinsi. Pengalaman pertama yang membuat rasa takut pada apapun hilang dari Bujang, ketika Bujang berhasil melawan Babi Hutan yang begitu besar hingga kini Bujang mendapat julukan si Babi Hutan.
Perjalanan hidup Bujang penuh dengan kebahagiaan dan penderitaan. Kebahagiaan berawal ketika kopong berhasil membujuk Tauke Besar untuk mengijinkan bujang berlatih. Malam untuk berlatih dan diwaktu siangnya untuk sekolah. Berbulan-bulan Bujang hanya berlatih berlari bolak-balik sampai ia merasakn sakit dikakinya. setelah enam bulan kemudian barulah ia dilatih tinju. suatu saat Bujang berhasil mengalahkan kopong yang berarti Bujang membutuhkan guru baru.
Setelah seminggu kemudian, kopong membawakan guru baru untuk Bujang yang bernama Guru Bushi. Guru mengajarkan senjata-senjata tajam seperti contohnya pedang. Bujang belajar melempar shuriken. Satu tahun tinggal di kota, Bujang berhasil mendapatkan ijazah persamaan SD dan SMP dengan nilai yang sempurna.kebahagiaan berikutnya, saat dirinya sudah resmi menjadi tukang pukul seperti bapaknya. Keberhasilan itu terjadi ketika Bujang menemani Tauke Besar untuk menjadi pengawal dalam menyelesaikan suatu masalah dan dia berhasil melindungi Tauke Besar dari serangan mendadak.
Ketika Bujang mendapat guru baru, salonga namanya. Bujang mempelajari cara untuk menembak. sangat lah tidak mudah untuk menjadi seorang penembak jitu. tidak terhitung berapa kali Bujang gagal dan. namun ia tidak pernah putus asa. Lagi-lagi Bujang mengalahkan gurunya. setelah lama berlatih dan berusaha keras akhirnya Bujang berhasil menembak Salonga lebih dulu. Dan itu berarti selesai sudah berguru dengan Salonga. Sebelum akhirnya Salonga pergi, Bujang mendapat hadiah pistol colt dari Salonga
Bujang lulus dari Universitas saat ia berumur 22 tahun. Namun, sebuah  kebahagiaan itu hilang sekejap tak berbekas. Bujang mendapat surat dari bapaknya. Surat itu memberitahukan bahwa ibu telah tiada. Hatinya menangis dalam senyap, dan tidak bisa berkata apa". Kepergian ibunya membuat separuh semangat hidupnya menjadi tidak seperti dulu lagi. suatu hari Bujang mendapat kabar bahwa guru Bushi mengundang Bujang ke Tokyo untuk menyelesaikan latihannya. Dengan perjanjian setelah selesai Bujang harus kembali dan berangkat ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya. dari Kabar itu cukup membuat Bujang mendapat semangatnya kembali.
 Tauke Besar mengundang makan malam untuk merayakan keberhasilan. Namun kabar duka lagi-lagi menghampiri kebahagiaannya. Kabar duka datang dari bapak. Isi suratnya memberi tahu Bujang bahwa bapak telah tiada,Sepuluh Tahun Bujang telah meninggalkan talang di rimba Sumatra, Tidak pernah sekalipun ia pulang menjenguk ibu dan bapak.Kabar kematian bapak menghilangkan semangat Bujang. Setiap kali Bujang mendapat adzan shubuh hatinya selalu gelisah. lama kelamaan fisiknya semakin melemah, Bujang sakit parah, segera mendapatkan pertolongan dan berangsur sembuh. Semangatnya menjadi tukang pukul kembali. Beberapa tahun kemudian, Bujang sedang melanglang kebanyak tempat. Berkat Kopong yang dengan senang hati menceritakan apapun tentang bapak dan mamak, Bujang semakin tahu masa lalu kedua orang tuanya.
Sebelum keluarga Tong pindah, keluarga Tong mendapat serangan mendadak sekelompok dari Arab pabrik tekstil. Tak ada satupun tukang pukul di rumah. Pertahanan Tauke besar tidaklah kuat dan akhirnya terkalahkan. Tauke besar kehabisan amunisi ketika menyerang mereka, namun kesempatan itu digunakan Bujang untuk membuktikan bahwa ia pantas menjadi tukang pukul dan peristiwa itu sekaligus pengalaman pertama merasakan bagaimana rasanya membunuh. sewaktu Bujang telah berlatih tiba-tiba Tauke mengajaknya ke Hong Kong untuk menemui kepala keluarga penguasa China daratan, Master Dragon, Shang namanya. Ketika Tauke sedang menjelaskan masalah sebenarnya, tiba-tiba tukang pukul Shang menyerang Tauke Besar. Bujang lah yang maju, dia sudah siap sejak awal. Bujang berhasil mengalahkan mereka.
Peristiwa yang sama terjadi ketika Bujang berhasil menyelesaikan pendidikannya dan memperoleh gelar master. Kepulangan Bujang disambut bahagia dan bangga oleh Tauke Besar. Tauke Besar mengadakan jamuan makan malam untuk merayakan keberhasilan. Namun kabar duka lagi-lagi menghampiri kebahagiaannya. Kabar duka datang dari bapak. didalam suratnya memberi tahu Bujang bahwa bapak telah tiada, bapak. Sepuluh Tahun Bujang telah meninggalkan talang di rimba Sumatra. Tidak pernah sekalipun ia pulang menjenguk mamak dan bapak.
            Serangan mulai terdengar. Anggota Brigade Tong berusaha menyerang terlebih dahulu sebelum Basyir tiba di markas. Prinsip Bujang hanya satu, bertahan selama mungkin. Saat anggota Brigade Tong mulai terdesak, tiba-tiba Basyir muncul dari balik dinding. Ternyata Basyir bekerja sama dengan putra tertua keluarga Lin.di awal Basyir mampu mengalahkan Bujang, menawarkan agar Bujang menyerah saja tapi Bujang tetap bersikeras sampai akhirnya Basyir menyerang kembali dengan khanjarnya. Serangan itu membuat tubuh Bujang terbanting dan mendarat di ranjang Tauke Besar. Saat itu juga Tauke besar menekan tombol darurat terakhir. dibawah tempat tidur mereka terdapat jalur darurat yang disiapkan Kopong. Hanya tauke besar yang tahu. Sedetik kemudian lantai merapat kembali menyisakan Basyir yang berteriak kalap.
Bujang bersama Tauke, dan Perwez melewati lorong evakuasi yang tersambung di halaman sebuah rumah, rumah tersebut adalah kepunyaannya tuanku Imam, kakak tertua dari ibuya Bujang. Beliau membawa rombongan ke tempatnya. Tauke Besar gugur di saat itu juga dan di kebumikan dengan nama alias. Seperti yang sudah-sudah Bujang kembali terpuruk karena kematian. Kini ia tidak punya siap-siapa lagi. Semenjak selama itu Bujang semakin benci dengan suara Adzan, ia akan resah setiap ada adzan shubuh. Suatu ketika Tuanku Imam melihatnya. Tuanku Imam mengajak Bujang ke sebuah menara tinggi melihat pemandangan dari atas. Di tempat itulah Bujang mendapat jawaban dari pertanyaannya selama ini. Tuanku imam banyak menjelaskan sesuatu membuat semangat bujang kembali lagi dan segera menyusun serangan balik kepada Basyir. Bujang mengumpulkan orang-orang yang masih setia kepadanya.
Rencana Bujang berhasil sampai hari yang sudah ditentukan. Perang berjalan menegangkan. Bujang kualahan karena dia kalah jumlah dengan orang-orang yang mengabdi pada Basyir. Saat Bujang mulai terdesak, Bujang merasakan tubuhnya bertransformasi. Selama Bujang hidup berteman kekerasan, jauh dari Tuhan tetapi ia selalu mengingat pesan ibunya untuk tidak memakan daging babi atau daging anjing bahkan tidak pernah setetes pun Bujang menyentuh minuman-minuman beralkohol dan segala minuman haram.

#SABTULIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar